Senin, 18 Mei 2009

Izinkan anakku berdarah Minang .

Aku dan Dia bertemu disuatu ketika . dua pasang mata yang saling bertemu . menatap dan saling menatap . berbahasa dengan benik-benik mata . Ketenangan yang ditemukan oleh Aku dalam seluk mata Dia . Bagi Aku, Dia sangat indah .

Hari berganti hari . Aku dan Dia semakin saling memandang . berbahasa dengan benik mata . tapi tak hanya itu . kini Aku dan Dia berkomunikasi lewat sebuah puisi . menghiasi langit dengan pelangi-pelangi puisi . sebentuk sinar dihiasi dengan kata-kata pujangga . bahagianya Aku dan Dia .

Bulan mulai melewati masanya . tahun pun mulai memasuki akhir hidupnya . Aku dan Dia masih bersama . berbahasa dengan benik mata dan puisi . menghiasi pagi, siang, senja hingga malam . tak lelah mereka berkata-kata .melempar pandang bahagia .

Tapi tetap ada yang berbeda . ada yang disembunyikan oleh Aku . Aku mulai berbeda dengan Dia . rasa yang dirasakan oleh Aku tak lagi sama . semakin sering mereka bertemu . semakin rasa itu muncul . tak dapat dilukiskan dengan kata-kata apapun . tapi Aku bersembunyi . dibalik kelamnya takdir . kenyataan bahwa Dia berbeda dengan Aku . perbedaan mendasar . Dia Minang dan Aku Jawa . pahit . mungkin kata itu cukup mewakili . Aku dan Dia terhalang kenyataan . takdir tidak kejam . hanya Adat dan Keadaan yang berkuasa . karena Aku dan Dia tak akan mungkin bersama selamanya . akan selalu dipertanyakan oleh Mereka yang mengenal Dia .
“Akan jadi darah apa anakmu, Dia ? tak tegakah engkau bahwa ia takkan berstatus darah sepertimu .”
Selalu itu yang dikatakan oleh Mereka yang mengenal Dia . salahkah jika Aku mencintai Dia . dengan segala kepasrahan dan keikhlasan Aku menerima Dia . menyepakati kata takdir bahwa Aku dan Dia harus bersatu .

Tapi Dia tetaplah Dia . Dia adalah orang yang berbeda dengan Aku . jika Aku bersama Dia . kasihan nanti anak Aku . akan terpisah dari Dia . apa harus anaknya menjadi Sampah ? tidak bukan . karena itu, Aku meminta kepada Mereka yang mengenal Dia .
“Izinkan anakku berdarah Minang.”
Walaupun tak ada harapan untuk Aku . karena Aku pun telah mendapatkan Kamu . yang telah digariskan untuk Aku . agar Aku bahagia . namun keputusan belum diketuk . dan kesempatan itu akan ada untuk Dia . hingga Aku memutuskan .

Jakarta, 14 Mei 2009
.ciel.pelangi.biru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar