untuk dia yg tak pernah teraih .
baik di rawitnya Lamongan .
eksotisnya Mahameru .
Gersangnya Raung .
Buramnya Arjuna .
GUNUNG LAMONGAN
Nama Kawah : -
Type : Strato
Letak : Kec.Klakah Kab Lumajang
Tinggi : 1668 mdpl
Posisi Geografi : -
Biaya Ekspedisi
Rincian perjalanan Ongkos PP. Lumajang - Klakah Rp 12.000.
Tiket Pendakian + Asuransi -
Waktu pendakian : 6 jam
Jalur Alternatif Pendakian
Pandangan Umum :
Gunung ini terletak di kecamatan Klakah Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Meski gunung ini tidak terlalu tinggi untuk ukuran pendaki, tetapi kawah yang terdapat di puncak gunung ini cukup indah untuk dinikmati. Gunung ini adalah gunungapi kecil diantara dua pegunungan raksasa yaitu Tengger dan Argopuro.Untuk mencapai puncak gunung ini pendaki dapat melakukannya dengan memulainya dari Ranu Klakah � Desa Papringan � Puncak. Selanjtunya perjalanan dari desa papringan menuju lereng timur G.kene. lalu terus menuju ke puncak mengikuti jalur yang cukup jelas yaitu jalur yang digunakan orang untuk mencari belerang. Waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak gunung ini adalah sekitar 14 jam pulang pergi.
GUNUNG SEMERU :
Untuk menuju Gunung yang tertinggi di Pulau Jawa yaitu G. Semeru ( 3.676 m)~ paling mudah dicapai adalah dari arah Malang dengan naik Colt jurusan Tumpang, kemudian menuju desa Ranupane (2.200 m) dengan melewati desa Gubug Klakah (1.100 m) dan Ngadas (2.000 m) dengan Truk atau Jeep ongkosnya Rp. 6.000 sampai Rp. 10.000,- per onang (tahun 1999).
Desa Ranupane (2.100 m) adalah desa terakhir dan tempat pemeriksaan serta pos untuk melapor bagi para pendaki untuk naik, dan juga terdapat pondok pendaki untuk bermalam dan beristirahat. Ranu Pane mempunyai penduduk sekitar 60 orang yang merupakan perkampungan kecil, pekerjaan mereka pada umumnya bertani sayur-sayuran. Selain terdapat Ranu (danau) Pane, disebelahnya tendapat ranu lagi yang namanya Ranu Regulo.
Perjalanan ke Puncak G. Semeru dimulai dan desa Ranupane menuju Ranu Kumbolo pagi harinya pukul 7.00 melalui jalan setapak, jaraknya 13 Km., tidak terlalu terjal dengan memakan waktu sekitan 3-4 jam perjalanan. Di Ranu Kumbolo ada Pondok Pendaki untuk istinahat dan memasak. Daerah ini airnya inelimpah dan berada pada ketinggian 2.400 m dari permukaan laut. Ranu Kumbolo memiliki pemandangan yang sangat indah terlebih pada pagi hari bila kita dapat melihat matahani terbit dari celah-celah bukit.
Dari Ranu Kumbolo perjalanan dilanjutkan menuju Kalimati (2.700 m) melalui hutan cemara dimana kadang kita jumpai burung dan kijang. Penjalanan ini ditempuh 2 - 3 jam / 10 Km. Disini kita dapat mendirikan tenda, dan apabila kita membutuhkan air dapat menuju Sumbermani, kearah barat menelusuni pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh perjalanan 1 jam pulang pergi. Tetapi dianjurkan kehutuhan air telah dipersiapkan di Ranu Kumbolo.
Sebenarnya kita dapat juga berkemah di Ancopodo 1 jam perjalanan dari Kalimati ke arah puncak G. Semeiru. tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering tenjadi tanah longsor di kawasan tersebut. Dari Kalimati biasanya para pendaki memulai pendakian menuju puncak pagi-pagi sekali, yaitu sekitar pukul 2 - 3 pagi dengan melalui hutan cemara 1 jam dan bukit pasir selama 2 - 3 jam untuk sampai di puncaknya, dengan keadaan jalan yang terjal menanjak.
Puncak Semeru yang biasa didaki adalah Puncak “Mahameru”. Dari puncak ini akan terlihat kawah yang disebut “Jonggring Saloko” dan yang uniknya setiap 10-15 menit sekali menyemburkan batuan vulkanis dengan didahului asap yang membumbung tinggi. Suhu di puncak Mahameru dingin sekali yaitu 0-4 C yang kadang-kadang berkabut tebal disertai badai angin. Pada saat badai dianjurkan untuk menunda pendakian ke puncak.
Panorama dari Puncak Mahameru tak akan pernah terlupakan indahnya, dimana terlihat puncak-puncak gunung di Jawa Timur, pesisir dan pantai, serta matahani terbit di ufuk timur. Mendaki G. Semeru sebaiknva dimusim kemarau yaitu pada bulan-bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Pendaki juga dianjurkan untuk tidak mendaki pada musim hujan di bulan Januani dan Februari, dimana sering terjadi badai dan tanah longsor.
Dari puncak turun kembali ke kemah (Kalimati) dibutuhkan waktu 1 jam, dan 3 jam untuk sampai di Ranu Kumbolo dan diperlukan 3 jam lagi untuk mencapai Ranu Pane. Bila sampai di Ranu Pane menjelang sore, kalau ada mobil kita bisa terus turun ke Gubug Klakah atau ke Tumpang, atau kita bisa bermalam di Ranu Pane dan besok paginya kita dapat turun kembali ke Tumpang. Turun dari Ranupane ke arah Tumpang kita dapat juga menuju ke kawasan G. Bromo, melalui pertigaan Jempiang (2 Km sebelum desa Ngadas) ke arah kanan.
GUNUNG ARJUNO WELIRANG :
Puncak Gunung Arjuna dan G. Welirang terletak pada satu gunung yang sama. G. Arjuna dapat didaki dan berhagai arah; arah Utara (Tretes) melalui G. Welirang, dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta). Dari Surabaya kita naik bus jurusan Malang, turun di Pandaan dan ganti kendaraan (Colt) ke jurusan Tretes. Tretes merupakan tempat Wisata dan Hutan Wisata serta terdapat air terjun yang indah yaitu Air terjun Kakek Bodo. Di Tretes banyak tersedia hotel maupun Losmen, hawanya sejuk dan merupakan tempat peristirahatan yang nyaman.
Dan Pos PHPA Tretes kita dapat langsung rnendaki G. Welirang dan juga G. Arjuna. Setelah berjalan antara 4 - 5 jam ke arah barat daya dari Tretes kita dapat berhenti dan bermalam di pondok tempat orang mencari bijih belerang, disini kita dapat mengambil air dan memasak atau mandi, karena air cukup melimpah. Hampir setiap han sekitar 20 -- 30 orang buruh mencari dan membawa batu belerang ke Tretes.
Besok paginya kita dapat mulai mendaki ke puncak G. Welirang atau berbelok kita langsung kearah G. Arjuna. Perjalanan dan pondok sampai ke puncak G. Welirang, akan melewati hutan Cemara yang jalannya berbatu. Setelah berjalan 3 jam kita akan sampai di puncak G. Welirang. Di bawah puncak G. Welirang ada sebuah kawah yang menyemburkan gas belerang. Perjalanan dari Tretes sampai ke puncak G. Welirang memakan waktu 7 - 8 jam.
Bila kita akan melanjutkan penjalanan menuju G. Arjuna maka setelah kita sampai di puncak G. Welirang kita berjalan turun ± 10 menit tepatnya ke arah selatan. Hutan yang dilalui adalah hutan cemara dengan melewati sebuah jurang dan pinggiran G. Kembar I dan G. Kembar II. Setelah berjalan 6 - 7 jam kita akan sampai di puncak G. Arjuna. Tetapi sebelumnya kita akan melewati tempat yang dinaniakan “Pasar Dieng”, ketinggiannya hampir sama dengan puncak G. Arjuna dan terdapat batu yang sebagian tersusun rapi seperti pagar dan tanahnya rata agak luas. Dari sini untuk ke Puncak G. Arjuna hanya memakan waktu ± 10 menit. Untuk mencapai G. Arjuna dan G. Welirang dibutuhkan waktu 5 sampai 6 jam.
Puncak G. Arjuna anginnya sangat kencang dan suhunya antara 5-10 derajat celcius. Disini kita dapat menikmati suatu Panorama yang sangat indah terutama bila malam hari, kita dapat melihat ke bawah, kota-kota seperti Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan. serta laut utara dengan kerlipan lampu- lampu kapal.
Puncak G. Arjuna disebut juga dengan Puncak ‘Ogal-Agil’ atau ‘Puncak Ringgit. Setelah berkemah di puncak, besok paginya kita dapat turun ke kota Lawang atau ke arah timur dengan melewati Hutan Cernara, Hutan tropis dan perdu. setelah itu kita akan melewati Perkebunan Teh Wonosari bagian utara. Turun ke arah Lawang lebih dekat dan menyingkat waktu daripada kembali ke arah G. Welirang/Tretes. Perjalanan turin ke arah Lawang kurang lebih 6 jam.
Mendaki G. Arjuno dari kota Lawang merupakan awal pendakian yang praktis karena kota Lawang mudah sekali kita tempuh baik dan arah Surabaya maupun Malang, selain itu Puncak G. Arjuno dapat langsung kita tuju dan arah ini.
Bila kita menginginkan mendaki dari kota Lawang, dari arah Surabaya kita naik bus jurusan Malang dan turun di Lawang (kira-kira 76 Km) dan bila dari Malang, dari Terminal Arjosari kita naik bus menuju Lawang dengan jarak 18 Km.
Dan Lawang kita naik kendaraan umum (angkutan desa) menuju desa Wonorejo sejauh 13 km. Pendakian ke puncak dimulai dari desa ini menuju ke Perkebunan Teh desa Wonosari sejauh 3 km. Di sini kita melapor pada petugas PHPA dan juga meminta ijin pendakian, persediaan air kita persiapkan juga di desa terakhir ini.
Dari desa Wonosari terus berjalan dan melewati kebun teh Wonosari serta terus naik selama 3 - 4 jam perjalanan kita akan sampai di “Oro - Oro Ombo” yang merupakan tempat berkemah.
Dari ”Oro-oro Ombo” menuju ke puncak dibutuhkan waktu 6-7 jam perjalanan dengan melewati hutan lebat yang disebut hutan “LaliJiwo” untuk menuju puncak terakhir ini. Setelah kita melewati Hutan LaliJiwo kita akan melalui padang rumput yang jalannva menanjak (curam) sekali. Mendekati puncak, kita akan berjalan melewati batu-batu yang sangat banyak dan menjumpai tanaman yang sangat indah setelah itu kita akan mencapai puncak G. Arjuna.
Rute pendakian lainnya yaitu dari kota Batu lewat Selecta yang terletak di sebelah Barat G. Welirang. Kota Batu merupakan tempat wisata yang memiliki sumber air hangat dari kaki G. Welirang dan keadaannva tidak berbeda jauh dengan Tretes. Dari arah Kediri atau Malang untuk menuju Batu kita dapat naik bus/Colt, selanjutnya perjalanan dari Batu menuju Selecta menggunakan Colt (angkutan pedesaan). Selecta salah satu tempat wisata yang ada di kota Batu dengan ketinggian 1.200 m dari permukaan laut.
Setelah tiba di Selecta kita dapat bermalam haik di Hotel maupun Losmen. Besok paginya dengan colt, kita menuju desa Kebonsari. Di desa ini kita harus menyiapkan air secukupnya untuk perjalanan ke puncak dan kembalinya.
Kita memulai pendakian dengan melewati ladang sayur-sayuran dan jalan setapak menuju ke arah timur laut dan terus naik melewati hutan tropika, dalam perjalanan ini samar-samar akan terlihat puncak G. Arjuna.
Mendaki selama 5 - 6 jam akan mengantarkan kita pada punggungan gunung yang menghubungkan Puncak G. Welirang dan G. Arjuno, tepatnya sebelah tenggara G. Kembar I. Kita masih harus menempuh perjalanan 1 - 2 jam lagi untuk menujupuncak G. Welirang ke arah kiri atau G. Arjuno ke anah kanan selama 4 - 5 jam.
GUNUNG RAUNG :
Gunung Raung adalah sebuah gunung yang besar dan unik, yang berbeda dari ciri gunung pada umumnva di pulau Jawa ini. Keunikan dari Puncak Gunung Raung adalah kalderanya yang sekitar 500 meter dalamnya, selalu berasap dan sering menyemburkan api. G. Raung termasuk gunung tua dengan kaldera di puncaknya dan dikitari oleh banyak puncak kecil, menjadikan pemandangannya benar-benar menakjubkan.
Untuk mendaki G. Raung, paling mudah adalah dari arah Bondowoso. Dari Bondowoso terus menuju desa Sumber Wringin dengan menggunakan Colt melalui Sukosani. Perjalanan diawali dari desa Sumber Wringin melalui kebun pinus dan perkebunan kopi menuju Pondok Motor atau Pos pendaki dimana kita dapat menjumpai seorang juru kunci yang bernama Pak Serani. Di Pondok Motor kita dapat menginap dan beristirahat, kemudian kita dapat melanjutkan perjalanan ke puncak yang membutuhkan waktu sekitar 9 jam.
Dari Pondok Motor ke G. Raung, kita akan melewati perkebunan kopi, hutan pinus, hutan cemara, terus sampai di dataran tempat dimana kita dapat berkemah. Perjalanan dilanjutkan melalui padang alang-alang (sekitar 1 jam perjalanan), selanjutnya menuju puncak Gunung Raung yang sedikit berpasir dan berbatu-batu. Dari tempat berkemah menuju puncak G. Raung, hanya diperlukan waktu sekitar 2 (dua) jam saja. Sedangkan perjalanan turun, memakan waktu sekitar 7 jam.
Puncak G. Raung ini berada pada ketinggian 3.332 m dari permukaan laut dan sering bertiup angin kencang. Sesungguhnya masih ada puncak yang lebih tinggi lagi, namun kita tidak dapat mendaki ke sana, sebab selain tidak ada jalan juga hutannya masih terlalu lebat.
Dalam perjalanan ke Puncak G. Raung, tidak ada mata air. Sebaiknya untuk air dipersiapkan di Sumber Wringin atau di Sumber Lekan. Untuk mendaki G. Raung tidak diperlukan ijin khusus, hanya saja kita perlu melaporkan diri ke aparat desa di Sumber Wringin.
Senin, 30 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar